Mengapa Pendidikan di Korea Utara Begitu Terbatas?

Pendidikan di Korea Utara memiliki sistem yang sangat berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Meskipun negara ini mengklaim bahwa pendidikan adalah slot bet 200 hak semua warga negara, kenyataannya, akses terhadap pendidikan yang bebas dan terbuka sangat terbatas. Pemerintah Korea Utara mengontrol hampir setiap aspek pendidikan, dan hanya informasi yang sejalan dengan ideologi negara yang diizinkan untuk disebarkan. Hal ini menciptakan sistem pendidikan yang sangat terpusat, terarah pada pembentukan karakter yang sesuai dengan ajaran Kim Il-sung dan keluarga Kim, serta membatasi pengembangan wawasan yang lebih luas.

Sistem Pendidikan yang Terpusat dan Kontrol Ketat

Pendidikan di Korea Utara tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan keterampilan dasar, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat ideologi negara dan loyalitas terhadap pemerintah. Sistem pendidikan yang ada di negara ini sangat terkontrol dan terstruktur dengan tujuan utama untuk mendidik warga negara yang setia terhadap Partai Pekerja Korea dan pemimpin negara.

Baca juga:

Pendidikan yang Diwarnai dengan Ideologi Negara

Dalam setiap langkah pendidikan, ajaran tentang Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un sangat mendominasi kurikulum yang ada.

Beberapa alasan mengapa pendidikan di Korea Utara begitu terbatas adalah:

  1. Kontrol Ketat atas Kurikulum

    • Kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah Korea Utara sangat terfokus pada ajaran ideologi Kim Il-sung dan sistem sosialisme. Pengajaran sejarah dan geografi, misalnya, hanya mengacu pada pandangan negara, dan tidak memberikan perspektif lain. Anak-anak dididik untuk menghormati dan mengikuti pemimpin negara tanpa pertanyaan.

  2. Akses Terbatas ke Sumber Belajar Luar Negeri

    • Tidak seperti banyak negara lain, warga Korea Utara tidak memiliki akses bebas ke internet atau literatur luar negeri. Ini membatasi pengetahuan mereka tentang dunia luar dan membatasi perkembangan pemikiran kritis di kalangan generasi muda. Informasi dari luar negara dilarang keras dan dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas ideologi negara.

  3. Keterbatasan Sumber Daya Pendidikan

    • Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk memperkenalkan pendidikan wajib bagi semua anak, sistem pendidikan di Korea Utara sangat terbatas dalam hal fasilitas dan sumber daya. Banyak sekolah yang kekurangan buku teks, alat pembelajaran, dan guru yang terlatih, terutama di daerah-daerah pedesaan.

  4. Pendidikan yang Diwarnai dengan Propaganda

    • Pendidikan di Korea Utara sangat terfokus pada pembentukan individu yang setia kepada negara. Anak-anak tidak hanya diajarkan pelajaran umum, tetapi juga diberikan pendidikan tentang budaya politik dan ideologi Partai Pekerja. Dengan demikian, pendidikan di Korea Utara lebih mengarah pada menciptakan warga negara yang tunduk daripada mendorong inovasi dan pemikiran independen.

  5. Sistem Pendidikan yang Tertutup

    • Warga negara Korea Utara yang berpotensi mengakses pendidikan tinggi atau melanjutkan studi di luar negeri sangat terbatas. Beberapa individu yang dianggap “berkualitas” atau “loyal” dapat melanjutkan pendidikan di luar negeri, tetapi ini sangat dipilih dan dikendalikan oleh pemerintah. Pendidikan tinggi lebih banyak ditujukan untuk kepentingan negara daripada untuk pengembangan diri individu.

Keterbatasan pendidikan di Korea Utara bukan hanya mencakup akses yang terbatas ke informasi, tetapi juga pada pembatasan peluang untuk pengembangan diri dan kebebasan berpikir. Hal ini menjadi bagian dari kontrol negara yang lebih besar terhadap kehidupan warganya, yang berusaha memastikan bahwa generasi berikutnya tetap setia kepada ideologi negara tanpa terganggu oleh ide atau pemikiran yang dapat menantang status quo.